Pandemi Covid-19 yang muncul di dunia termasuk salah satunya adalah Indonesia sejak akhir tahun 2019 menimbulkan dampak yang signifikan terhadap tatanan kehidupan sosial dan ekonomi di berbagai belahan dunia. Salah satu sektor perekonomian Indonesia yang paling terkena dampaknya adalah sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Salah satu UMKM yang menjadi korban dampak pandemi Covid-19 adalah UMKM kue pia yang terletak di Dusun Warurejo, Desa Kejapanan, Kabupaten Pasuruan. Pelaku UMKM yang bergerak di bidang kue pia di desa kejapanan ini bahkan sudah mencapai 52. Pelaku utama dalam UMKM tersebut mayoritas adalah Ibu-ibu. Dampak yang paling terlihat dan dirasakan adalah menurunnya jumlah permintaan akan produk kue pia lantaran adanya kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat. Adanya kebijakan-kebijakan tersebut akhirnya menyebabkan pelaku usaha sulit mempertahankan perekonomiannya. Bahkan beberapa pelaku usaha harus terpaksa memutuskan hubungan kerja terhadap beberapa karyawan karena tidak sanggup membayar upah.

Berangkat dari fakta tersebut, tim peneliti Universitas Negeri Malang yang terdiri dari Winarni, Putri Handayani, Khusniatul Wahyuni, Manal Ema Malinda, Huliya Sofariyanti, Inggrita Hasti N.T, dan Nur Anita Yunikawati, S.Pd, M.Pd melakukan penelitian melalui observasi dan wawancara dengan Ketua Koperasi Waru Sukses Berkarya yakni Ibu Yana Andayani, yang mana koperasi tersebut adalah yang menaungi para pelaku usaha kue pia di dusun warurejo, desa kejapanan dan salah satu anggota koperasi yang juga adalah pelaku usaha kue pia.

“Ya memang adanya pandemi ini penjualan kue pia jadi menurun, dulunya sering orang-orang itu lewat jalan-jalan ini mbak untuk beli kue pia. Apalagi dulu pas belum ada PSBB banyak orang pesan kue pia itu untuk hajatan, tapi karena ada PSBB ini loh mbak orang-orang kan jarang buat hajatan. Padahal orang pembuat hajatan itulah yang kalo pesen selalu banyak”.

“Tapi untuk mengatasi hal tersebut, kami para pelaku usaha sudah mulai melakukan beberapa strategi untuk mengatasinya baik dari segi pemasaran dan produksi”. Ujar Ibu Yana.

Dari segi pemasaran, pelaku UMKM di Desa Kejapanan mulai memfokuskan kegiatan pemasarannya melalui digital dengan memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang di masyarakat. Karena dengan adanya Lockdown atau pembatasan sementara pada setiap wilayah, semua aktivitas pada awal tahun 2020 dilakukan secara online sehingga para UMKM ini harus berkembang dalam pemanfaatan teknologi guna melakukan kegiatan pemasaran produk mereka. Strategi pemasaran digital ini juga harus memperhatikan target pasar yang dituju, seperti penggunaan aplikasi. 

“Strategi pemasaran yang dilakukan oleh pelaku UMKM disini itu mereka sudah banyak yang pakai wa, instagram, terus shopee, ada juga yang dijual di tokopedia, macem-macem lah mbak. Soalnya kan kalo kita nggak nyoba pemasaran lewat digital dan gantungin dari pemasaran offline kan juga susah, apalagi masa pandemi seperti ini”. Tutur Ibu Yana.

Pemasaran lewat digital melalui media sosial dan e-commerce ini sangat efektif, karena mereka dapat meraup pasar yang lebih banyak lagi. Selain itu, pemasaran digital ini efisien karena mudah dilakukan dan biaya yang dikeluarkan juga sedikit. Namun, dengan penggunaan aplikasi sebagai media pemasaran, pelaku usaha harus memperhatikan bagaimana bentuk pemackingan yang akan dilakukan agar barang yang diterima oleh konsumen ini sesuai dengan apa yang mereka pesan.

Tak hanya di sektor pemasaran, para pelaku usaha pia di UMKM Sentra Pia Kejapanan juga melakukan berbagai inovasi pada sisi produksinya.

“Iya mbak, selain dari sisi pemasaran seperti yang saya katakan tadi, kami juga melakukan beberapa strategi di bidang produksi. Sebenarnya strategi yang dilakukan ini setiap pelaku usaha berbeda-beda. Ada yang buat frozen pia, ada yang inovasi di rasa pia, ada yang buat kue lainnya jadi tidak hanya pia aja”. Ujar Ibu Yana.

Salah satu inovasi yang dikembangkan dalam sektor produksi yaitu dengan teknologi Frozen food pada pia. Pia yang notabennya hanya bisa bertahan maksimal 7 hari setelah pengovenan, menjadikan pelaku usaha sulit untuk menyajikan pia dalam keadaan fresh. Karena kelemahan tersebut, beberapa pelaku usaha yang memiliki banyak cabang akhirnya melirik cara ini yaitu menggunakan pengelolaan pia dalam bentuk frozen sehingga ketika dikirimkan ke cabang-cabang outlet usahanya kue pia tetap fresh dan bisa langsung di oven pada cabang cabang outlet tersebut.

“Setelah pandemi Covid-19 ini mulai mereda pesanan kami mulai banyak sehingga kami kadang kewalahan dalam memproduksi pia apalagi saat banyak pesanan di unit cabang pia kami di kota lain. Jadinya kami membuat inovasi terkait frozen food pia yang dapat menambah jangka waktu pada ketahanan pia” ujar ibu Ninik salah satu pemilik usaha pia. Dengan adanya produk dalam frozen food dapat memudahkan pelaku usaha saat pendistribusian pia maupun saat pemanggangan pia sewaktu waktu. 

Strategi lainnya dari sisi produksi adalah inovasi dengan menambah beberapa produk yang ditawarkan. Hal ini dilakukan oleh salah satu pengusaha pia di Kejapanan. Pemilik usaha pia tersebut menghadirkan produk berbagai kue kering, kue bolen, hingga bolu gulung batik tentunya seluruh produknya menggunakan bahan baku berkualitas. Menurut pemilik usaha pia tersebut adanya produk selain pia menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen, sehingga dapat menjadikan peluang meningkatkan pendapatan.

Dalam proses produksi pia kerap kali pelaku usaha/ UMKM mendapatkan pesanan dalam skala besar. Adanya inovasi teknologi perlu diperhatikan agar lebih efektif dalam pembuatan pia. Mayoritas pengusaha pia di Kejapanan telah memiliki inovasi alat pembuat pia dan ini dirasa sangat membantu para pengusaha untuk memaksimalkan produksi kue pia. Hal tersebut diperjelas oleh Ibu Yana dalam wawancara yang kami lakukan.

“Untuk inovasi di teknologinya kita sudah punya oven yang digital maupun mesin penggiling adonan yang mampu menggiling adonan dalam skala besar. Nah dengan adanya mesin-mesin ini kita jadi semakin terbantu dalam kegiatan produksi serta mempermudah para pekerja untuk bekerja lebih efisien dan efektif”.

Selain hal-hal yang sudah disebutkan di atas, untuk mempertahankan keberlangsungan usaha pia di Sentra Pia Kejapanan adalah dengan tetap memperhatikan kualitas produk pia yang dijual, baik dari segi rasa maupun tekstur dan ukuran pia. Suatu produk akan semakin dikenal dan disukai oleh konsumen apabila kualitas suatu produk dapat dijaga dan ditingkatkan mengikuti selera konsumen tak terkecuali produk makanan.

Dari strategi di atas yang mencakup segi pemasaran dan produksi menunjukkan bahwa para pelaku UMKM kue Pia di Sentra Pia Kejapanan dalam menghadapi pandemi Covid-19 sudah berjalan dengan maksimal, ditunjukkan dengan naiknya produksi dan omset penjualan saat ini berkat strategi yang mereka lakukan.