BUMDes merupakan suatu badan usaha milik desa yang menyediakan berbagai kebutuhan sembako, jajanan, alat tulis, fotocopy, dan sebagainya. Tidak dipungkiri selayaknya badan usaha lainnya yang memiliki strategi pemasaran, BUMDes juga turut andil dalam menguatkan strategi pemasaran yang dimilikinya, salah satunya adalah BUMDes Sumolewo Mart, yang tepatnya berlokasi di sebelah Barat Kantor Balai Desa Kejapanan, Gang Makam Ki Ageng, Penanggungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Bumdes juga terletak di kawasan strategis di dekat jalan raya surabaya malang dengan lokasi strategis tersebut desa kejapanan menjadi desa dengan penduduk terbanyak di jawa timur yaitu dengan total penduduk +- 25.000 jiwa.
Penguatan strategi pemasaran sangat diperlukan demi mengoptimalkan sumber daya yang mana sebagai acuan terhadap pertumbuhan ekonomi desa dalam mewujudkan suatu inovasi baru yang dapat memajukan BUMDes Sumolewo Mart untuk tumbuh sebagai badan usaha yang berdaya saing tinggi.
Sebelum melakukan penyusunan strategi, BUMDes Sumolewo Mart harus menyusun analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan sebuah analisis yang dapat digunakan perusahaan sebelum membuat sebuah kebijakan atau keputusan yang dilakukan dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang dihadapi suatu perusahaan. Berdasarkan wawancara kami dengan pengurus BUMDes Sumolewo Mart, berikut analisis SWOT BUMDes Sumolewo Mart:
No | Strengths |
1 | Menyediakan layanan jasa yang tidak diberikan oleh pesaing seperti print, cetak foto, fotocopy, dll |
2 | Menjadi media pemasaran bagi UMKM desa kejapanan tanpa biaya (gratis) |
3 | BUMDes sumolewo mart melakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan sehingga pada beberapa produk memiliki harga yang rendah |
4 | Melayani layanan perbankan seperti transfer, setor, dll |
No | Weakness |
1 | BUMDes sumolewo mart masih terbilang baru sehingga popularitasnya masih kalah dengan pesaing |
2 | Penggunaan digital marketing masih dalam tahap merintis |
3 | Tenaga kerja yang terbilang baru dan belum terlalu berpengalaman |
4 | Kelembagaan yang baru terbentuk sehingga belum terlalu kuat |
No | Opportunities |
1 | Lokasi yang berdekatan dengan balai desa sehingga sering terjadi keramaian |
2 | Jumlah penduduk desa kejapanan sebanyak 25.000 jiwa menjadi desa dengan penduduk terbanyak di provinsi jawa timur |
3 | Daya beli masyarakat pada produk sembako meningkat |
4 | Mendapat dukungan dari pemerintah desa, maupun pemerintah kabupaten |
No | Threats |
1 | Pesaing bisnis memiliki lebih banyak outlet daripada BUMDes sumolewo mart di daerah desa kejapanan |
2 | Pesaing lebih sering mengadakan promo-promo yang dapat menarik konsumen |
3 | Jangkauan pasar kompetitor yang lebih luas |
Dengan analisis SWOT, penyusunan kebijakan akan lebih terarah berdasarkan faktor internal dan eksternal yang ada. Dalam melakukan analisis faktor internal, terdapat beberapa hal yang akan dianalisis yaitu kekuatan dan kelemahan. Artinya kekuatan dan kelemahan yang sedang dihadapi oleh perusahaan dimana kekuatan dan kelemahan tersebut dapat dikendalikan dari internal perusahaan. Lalu dalam melakukan analisis faktor eksternal, terdapat beberapa hal seperti peluang dan ancaman. Hal ini berarti peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dimana peluang dan ancaman tersebut berasal dari luar perusahaan dan perusahaan tidak dapat mengendalikan peluang dan ancaman tersebut. Dengan analisis faktor internal dan eksternal tersebut, maka perusahaan memiliki gambaran dalam membuat suatu kebijakan atau keputusan.
Berbagai fakta yang telah ditangkap oleh tim peneliti Universitas Negeri Malang. Tim terdiri dari Flourin Dwi Anggraini, Intan Oktavia Sari, Puti Nawang Sari, Saifullah Ahmad El Yasin. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai salah satu pengurus BUMDes Sumolewo Mart yang berinisial Z pada 18 Desember 2021. Desa Kejapanan merupakan sebuah desa dengan berbagai keunikan di dalamnya. Dan juga terdapat banyak produk-produk unggulan Desa Kejapanan mulai dari makanan, minuman, kebutuhan rumah tangga. Z mengatakan bahwa “banyak sekali pelaku UMKM yang hanya bisa memproduksi barang saja tetapi tidak mengerti bagaimana teknik pemasaran yang baik” oleh karena itu, dengan adanya Kelompok Usaha Bersama yang bernama “Kejapanan Makmur” ini para pelaku UMKM dapat menaruh produknya di BUMDes Sumolewo Mart.
“Seiring dengan berjalannya waktu internet terus meluas sehingga muncullah produk periklanan yang bisa kita lihat di sosial media yang dapat dengan mudah dijumpai. Untuk menunjang era digital yang sudah semakin maju ini membuat BUMDes Sumolewo Mart turut berperan aktif dalam pemasaran digital. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya postingan di Instagram BUMDes dengan tujuan agar produk-produk yang ada di BUMDes Sumolewo Mart dan tak lupa juga untuk memasarkan produk-produk UMKM unggulan Desa Kejapanan dengan harapan agar produk tersebut dapat dijangkau dan dikenal oleh masyarakat luas secara cepat dan efisien. Selain itu juga menggunakan WhatsApp untuk memasarkan produk dengan menggunakan teknik promosi dan juga diskon yang dapat menarik masyarakat agar dapat berbelanja di BUMDes Sumolewo Mart,” ujar Z.
“BUMDes Sumolewo Mart sudah memiliki strategi yang dapat dilakukan untuk mengungguli pesaing diantaranya adalah dengan cara menyebar brosur yang berisikan mengenai promo-promo atau produk terbaru yang ada di BUMDes dan brosur tersebut dibagikan saat ada acara keramaian seperti, pelatihan, vaksinasi dan juga rapat. Selain itu juga strategi kedua yang akan dilakukan oleh BUMDes adalah dengan pesan antar yang dilakukan dengan cara mendaftarkan BUMDes di toko-toko online dan juga WhatsApp sehingga konsumen dapat dengan mudah membeli produk yang ada di BUMDes tanpa perlu datang langsung ke BUMDes,” tutur Z.