Rabu (23/03/2016), Jurusan Ekonomi Pembangunan FE-UM bersama Bank Indonesia menyelenggarakan Kuliah Tamu bertema “Recent Economic Development”, dihadiri oleh kurang lebih 235 peserta baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa.
Jaka Setyawan, Deputi Deputi Kepala Perwakilan Bidang Ekonomi Keuangan menjelaskan kondisi ekonomi dunia, dimulai dari resiko pelemahan global yang berlanjut mendorong negara-negara maju untuk melanjutkan siklus pelonggaran moneter, perbaikan ekonomi Amerika Serikat masih tertahan, sementara ekonomi Tiongkok terus melambat hingga melemahnya harga minyak dunia pada 2015 hingga 45% dikarenakan meningkatnya supply disertai penurunan demand terhadap minyak dunia. Namun ditengah kondisi ekonomi dunia yang sedang menurun, Indonesia cenderung mengalami peningkatan secara pertumbuhan ekonomi. Peningkatan ini berkat peran pemerintah, baik dalam bentuk konsumsi pemerintah maupun investasi infrastruktur, serta penyelenggaraan Pilkada.
Kebijakan yang ditempuh pemerintah antara lain dari segi moneter, BI Rate diturunkan sebesar 25bps menjadi 6,75%. Suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility juga diturunkan sebesar 25 bps masing-masing menjadi 4,75% dan 7,25%. Sedangkan dari kebijakan stabilisasi nilai tukar pemerintah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap memperhatikan kecukupan cadangan devisa.
Eva Ratna Sari, salah satu mahasiswa EKP angkatan 2013 memberi pertanyaan terkait nilai rupiah yang sempat mengalami penurunan nilai (terdepresiasi) terhadap mata uang lain apakah menyebabkan kerentanan terhadap ekonomi. Jaka Setyawan menjawab bahwa nilai tukar erat kaitannya dengan harga barang kebutuhan pokok, sehingga depresiasi nilai tukar akan mempengaruhi kenaikan harga bahan pokok secara menyeluruh dan pada akhirnya menyebabkan ekonomi lebih rentan.
Pada akhir acara panitia dan pemateri berfoto bersama.
(RHM)
Galeri.