MALANG – Dalam upaya mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan), dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), Universitas Negeri Malang (UM) menggelar sosialisasi penggunaan mesin pencacah rumput bagi peternak sapi di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Kegiatan yang berlangsung pada Selasa (20/7/2024) ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa UM.

Acara sosialisasi yang dihadiri oleh puluhan peternak sapi lokal ini menghadirkan dua pembicara utama dari Departemen Ekonomi Pembangunan UM, yaitu Ni’matul Istiqomah, M.Pd dan Nur Anita Yunikawati, M.Pd. Kedua dosen ini membawakan materi yang saling melengkapi untuk meningkatkan kapasitas SDM peternak dalam mengoptimalkan produksi ternak mereka.

Ni’matul Istiqomah, M.Pd, dalam presentasinya bertajuk “Optimalisasi Produksi Pakan Ternak Melalui Teknologi Pencacah Rumput”, menekankan pentingnya efisiensi dalam produksi pakan ternak. “Penggunaan mesin pencacah rumput tidak hanya meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga, tetapi juga berkontribusi pada SDG 2 dengan memastikan ketersediaan pakan berkualitas bagi ternak,” ujarnya. Istiqomah juga menjelaskan bagaimana teknologi ini dapat membantu peternak menghasilkan pakan yang lebih mudah dicerna oleh sapi, meningkatkan produktivitas ternak, dan pada akhirnya mendukung SDG 1 dengan meningkatkan pendapatan peternak.

Sementara itu, Nur Anita Yunikawati, M.Pd, membawakan materi “Manajemen Usaha Peternakan Berkelanjutan dalam Konteks Perkotaan”. Yunikawati menyoroti pentingnya praktik peternakan yang berkelanjutan, terutama di daerah peri-urban seperti Desa Srigonco. “Dengan menerapkan manajemen peternakan yang baik, kita tidak hanya mendukung SDG 11 dengan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan teratur, tetapi juga berkontribusi pada SDG 12 melalui penggunaan sumber daya yang lebih efisien,” jelasnya. Yunikawati juga menekankan pentingnya pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik, menciptakan siklus produksi yang lebih berkelanjutan.

Para peternak yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi selama sesi tanya jawab. Salah seorang peserta, Pak Slamet, mengungkapkan, “Sosialisasi ini membuka mata kami tentang potensi peningkatan produksi dengan teknologi sederhana namun efektif. Kami optimis bisa meningkatkan pendapatan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.”

Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa KKN UM yang berperan aktif dalam memfasilitasi diskusi dan demonstrasi penggunaan mesin pencacah rumput. Keterlibatan mahasiswa ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi mereka, tetapi juga memperkuat hubungan antara universitas dan masyarakat, selaras dengan semangat SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).

Dr. Hendrik Sulistio, Koordinator KKN UM, menyatakan, “Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat Desa Srigonco, sekaligus mendukung pencapaian SDGs. Ini adalah contoh nyata bagaimana perguruan tinggi dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di tingkat akar rumput.”

Sosialisasi ini merupakan langkah awal dari serangkaian program pendampingan yang akan dilakukan oleh UM di Desa Srigonco. Ke depannya, akan ada pelatihan lanjutan dan monitoring implementasi teknologi pencacah rumput, serta pendampingan dalam pengembangan usaha peternakan yang berkelanjutan.

Dengan adanya inisiatif ini, Desa Srigonco diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi desa-desa lain di sekitarnya dalam mengintegrasikan teknologi sederhana untuk mendukung pencapaian SDGs. Keberhasilan program ini tidak hanya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan peternak, tetapi juga pada terciptanya ekosistem peternakan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan di Kabupaten Malang.